Senin, 26 Mei 2014
MENGENAL JATI DIRI DALAM ISLAM
Sejauh mana kita mengenal diri kita. Apakah selama ini kita menjalani kehidupan tanpa mengenal diri kita, tidak tahu apa tugas kita, dan tidak tahu kemana tujuan kita. Betapa penting mengenal diri sendiri sebelum kita mengenal arti kehidupan yang lain. Sulit bagi orang yang tidak memahami dirinya untuk menggapai hidup dalam ketenangan dan kesejahteraan.
Bagaimana konsep jati diri kita, apakah sudah benar ataukah salah? Jika salah maka itu sangat berbahaya bagi diri kita. Maka dari itu penting dalam penulisan pada lembaran pertama saya ini mengenai Jati Diri. Sejauhmana kita mengenal diri ini. Begitu banyak konsep-konsep jati diri menurut para pakar pengembangan diri. Namun sebagai muslim yang baik kita kembalikan pertanyaan, dan persoalan hidup ini kepada Al-Qur’an karena di sanalah kita akan menemukan konsep jati diri yang sebenarnya menurut Islam.
1. Apa Itu Jati Diri.
Secara umum dalam mengenal jati diri selalu dikaitkan oleh 3 pertanyaan seperti ini :
A. Siapa aku ?
B. Dari mana aku ?
C. Dan aku mau kemana ?
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang simple namun, tidak semua orang mampu menjawabnya. Karena membutuhkan pemikiran yang sangat mendalam agar tidak salah dalam memahami dan mengenal diri ini.
2. Apakah kita boleh mengabaikan Jati Diri.
Tidak, kita tidak boleh mengabaikan siapa diri kita sebenarnya. Karena sesungguhnya setelah kita mengenal diri kita maka kita akan mengetahui makna dan tujuan hidup kita di dunia. Mereka yang mengabaikan masalah jati diri adalah orang-orang yang tidak memiliki keberanian untuk memahami hidupnya. Maka jadilah mereka orang-orang yang labil, ikut-ikutan, dan berjalan tanpa arah.
Mereka berkata “Jalani saja hidup ini”. Maukah kalian menjalani kehidupan ini tanpa arah dan tujuan? Yang nantinya berakhir dengan kesedihan. Saya pribadi tidak mau. Saya ingin hidup saya ini bisa sejahtera, dan berakhir dengan senyuman indah. Maka kita harus tahu dan harus menemukan jati diri kita agar kita tahu arah tujuan hidup kita.
3. Dimana kita bisa menemukan Jati Diri.
Jati diri selalu di identikkan dengan bakat, potensi dan keunikan yang ada dalam diri kita. Tidak ada yang salah dalam opini tersebut, karena opini tersebut berguna untuk mengetahui potensi kerja kita di mata masyarakat. Pengenalan diri kita kepada masyarakat. Karena notabene manusia diciptakan dengan keunikan, bakat dan potensi masing-masing. Namun ada hal yang lebih utama dari keotentikan diri seperti bakat, potensi dan keunikan. Dan mereka yang telah menemukan bakat, potensi dan keunikan itu bahkan belum menemukan jati diri mereka sesungguhnya. Tak jarang banyak mereka yang sukses dalam hidup namun masih merasa tak puas dalam menjalani hidup, tak tenang, tak tenram dan tak bahagia.
Hanya Allah yang tahu siapa kita, untuk apa kita ada, dan mau kemana kita. Karena Allah yang menciptakan kita. Dan kita sering tak sadar dalam mencari konsep jati diri sesungguhnya sebagai manusia, selain hanya mengejar kesuksesan di dunia ini. Mari kita mulai mengenal jati diri yang sesungguhnya.
A. Siapa aku ?
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dari saripati tanah yang di beri potensi hati, akal dan jasad. Sehingga Allah menetapkan manusia sebagai makhluk tertinggi kedudukannya di antara makhluk lainnya, karena kita memiliki potesi tersebut. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
As-Sajdah Ayat :7
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
As-Sajdah Ayat : 8
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
As-Sajdah Ayat : 9
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Jadi terjawab sudah pertanyaan pertama, Aku adalah manusia yang diciptakan Allah dari sebaik-baiknya ciptaan melaui permulaannya dari saripati tanah, yang kemudian menjadikan keturunan ku dari saripati air hina, kemudian ditiupkan roh kedalam jasad, dibuatnya kita mendengar, melihat dan merasakan melalui hati.
Jika kita mengenal siapa kita, maka kita akan bersyukur atas penciptaan kita kepada Allah. Namun sayang kebanyakan kita lupa hingga sedikit sekali kita bersyukur atas perlakuan Allah kepada kita. Kita adalah Manusia yang di ciptakan Allah dari air hina dan di beri potensi yang sangat luar biasa hingga kita derajatnya lebih tinggi di bandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Alhamdulillah.
B. Untuk apa aku ada ?
Manusia diciptakan memiliki dua tujuan dari Allah yaitu Sebagai Khalifah di muka bumi dan Beribadah kepada Allah SWT. Tak ada tujuan lain, semua aktifitas kehidupan kita sebagai manusia harus berlandaskan 2 tujuan yang di berikan Allah tersebut. Dalam segala hal, baik dari segi pekerjaan, bergaul, dan segala macamnya harus berlandaskan 2 tujuan tersebut. Maka dari itu kita diberikan Allah Akal, Hati dan Jasad agar mampu memikul beban dari ke 2 tujuan tersebut agar berjalan dengan baik.
Seperti Firman Allah SWT :
Adz-Dzaariyat Ayat : 56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Al-Baqarah Ayat : 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Jadi aku ada sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah SWT.
C. Dan mau kemana aku ?
Bukan hanya sebagai orang yang tak sukses menjadi orang yang sukses, bukan hanya dari miskin menjadi kaya. tetapi tujuan kita sebagai makhluk ciptaan Allah adalah Kampung Akhirat, yang hanya ada 2 pilihan Syurga atau Neraka.
Kesuksesan, kekayaan, banyak anak, dan mempunyai istri/suami yang cantik/ganteng hanyalah hiasan-hisan dunia yang semu dan akan kita tinggalkan. Karena sesungguhnya kita ini adalah makhluk kampung akhirat. Disanalah rumah kita sesungguhnya, di syurga atau neraka. Sekarang pilihan berada di tangan kita, kita mau memilih yang mana ? dan pasti sebagian banyak manusia memilih Syurga toh ?. untuk menggapai syurga itulah Allah memberika hukum-hukumnya di dalam Al-Quran. Mau kita taati atau malah kita ingkari. Bila kita taati maka syurga adalah rumah kita. Bila kita ingkari maka nerakalah rumah kita (Tujuan kita).
Adapun Firman Allah dalam meluruskan tujuan perjalanan kita di bumi adalah sebagai berikut :
As-Sajdah Ayat : 19
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.
As-Sajdah Ayat : 20
Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
Akhirnya kita pun tahu Siapa kita ? Dari mana kita ? dan Mau kemana Kita ? yang sesungguhnya. Bahwa kita adalah manusia yang berasal dari saripati air hina, di ciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk beribadah kepada Allah, agar mendapatkan kesenangan yang abadi di Syurga nan Indah di kampung akhirat.
Bila kita mengetahui konsep Jatidiri menurut islam ini maka kita akan menjalani kehidupan ini dengan tenang dan tawakal kepada Allah. Bahwa apa yang telah kita dapat, apa yang telah kita lakukan adalah untuk membantu sesama dan beribadah kepada Allah demi mencapi tujuan syurga. Dan bila kita mengenali dari apa kita di ciptakan maka kita akan menjadi manusia yang tak berjalan dengan kesombongan di muka bumi dan senantiasa kita menjadi hambanya yang benar2 bersyukur karena telah menjadi salah satu makhluk yang sempurna di bandingkan makhluk Allah lainnya. Jazzakallah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar